DAMPAK INTERAKSI MANUSIA DAN ALAM: LINGKUNGAN HIDUP, EKOSISTEM & SUMBER ALAM

DAMPAK INTERAKSI MANUSIA DAN ALAM: LINGKUNGAN HIDUP, EKOSISTEM & SUMBER ALAM

Oleh : Yoga Permana Wijaya

https://yogapermanawijaya.wordpress.com

a. Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak, termasuk manusia lainnya, serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut. Lingkungan itu sangat luas, oleh karenanya seringkali dikelompokan ke dalam beberapa kelompok supaya lebih mudah dipahami.

Kelompok-kelompok lingkungan yang dimaksud adalah:

  • Lingkungan yang hidup (biotik) dan lingkungan tak hidup (abiotik).
  • Lingkungan Alamiah dan lingkungan buatan manusia.
  • Lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal.
  • Lingkungan biofisis dan lingkungan psikososial.
  • Lingkungan air (hidrosfir), lingkungan udara (atmosfir), lingkungan tanah (litosfir), lingkungan biologis (biosfir), dan lingkungan sosial (sosiaosfir).
  • Kombinasi dari kelompok-kelompok di atas,

Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 4 tahun 1982, tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup, Bab I pasal I dirumuskan : ”Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya”.

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan itu terdiri atas komponen hidup (biotik) berupa tumbuhan dan hewan, serta komponen tak hidup (abiotik) berupa tanah, gas, mineral, energi, suhu, sinar matahari dll. Selanjutnya, lingkungan tersebut ada di sekeliling makhluk hidup atau organisme tertentu (organisasi pokok yang menjadi sorotan atau kajian), dan lingkungan itu berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup pokok tersebut. Dengan demikian, lingkungan itu segala apa saja (benda, kondisi, situasi) yang ada disekeliling makhluk hidup yang bersangkutan.

b. Pengaruh Manusia Pada Lingkungan Hidupnya

Jika menelusuri kembali sejarah peradaban manusia di bumi ini, kita akan melihat adanya usaha dari manusia untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya, demi kelangsungan hidup jenisnya. Hal ini terlihat dari sebagian kecil kehidupan manusia yaitu perubahan tempat tinggal yang awalnya nomaden (berpindah-pindah) menjadi menetap, diikuti oleh pola kehidupannya yang cenderung lebih maju dari kehidupan sebelumnya. Tampaklah disini manusia sedikit demi sedikit mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan hidupnya.

Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas di kota-kota, dibandingkan dengan di hutan rimba dimana penduduknya masih sedikit serta primitif. Perubahan ini akan berpengaruh baik secara positif maupun negatif. Berpengaruh positif karena manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut, dan berpengaruh negatif karena dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Hidup

Dalam lingkungan, terdapat berbagai macam komponen, yaitu komponen biotik dan abiotik yang keduanya saling berhubungan, dimana dalam komponen tersebut manusia mempunyai perangaruh yang paling dominan terhadap lingkungan. Hal ini disebabkan karena manusia menguasai IPTEKS yang merupakan pengembangan akal pikiran manusia yang dikaruniakan oleh Tuhan sang Pencipta.

Dominasi manusia terhadap lingkungan tidak terjadi secara merata di permukaan bumi ini, karena dipengaruhi juga oleh seberapa jauh kelompok manusia itu mampu mengembangkan budaya dan menguasai IPTEKS dan merealisasikan sumber daya lingkungan menjadi kekayaan yang menjamin kesejahteraan. Pemanfaatan potensi sumber daya lingkungan sangat dipengaruhi oleh penguasaan IPTEK sehingga timbulah ungkapan “menjadi tuan di rumah orang lain”, “menjadi budak di negeri sendiri” dan ”menjadi tuan di negeri sendiri”. Dengan kata lain kemampuan kompetitif sumber daya manusia lebih berarti daripada kemampuan komparatif sumber daya alam sehingga dalam hal ini muncullah letak kedudukan, fungsi dan peranan pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya untuk meningkatkan kemampuan SDM yang pada akhirnya merpengaruh pada lingkungan hidup.

Manusia dengan IPTEKS-nya telah mewarnai kehidupan alam semesta termasuk didalamnya kehidupan abiotik. Penerapan IPTEK telah mengatur suhu udara, kelembaban, tekanan dan sirkulasi udara, baik untuk kenyamanan hidup atau untuk kepentingan produksi, tetapi kemampuan tersebut juga dapat menimbulkan ketimpangan dalam bentuk masalah lingkungan seperti erosi, tanah longsor, banjir, kekeringan, pencemaran dan sebagainya. Maka sebagai dominator dalam lingkungan manusia wajib menyadari setiap keserakahan dengan IMTAK, dimana azas ekologi yang menjadi dasar keserasian, keseimbangan, demi kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.

d. Pengertian Ekosistem

Dalam studi geografi dan biologi kita mengenal konsep biosfer, yaitu bagian permukaan bumi yang menjadi tempat serta kehidupan. Dalam studi ekologi seperti diperkenalkan oleh La Mont C. Cole , biosfer itu disebut ekosfer. Biosfer dan ekosfer adalah dua sebutan untuk benda yang sama, yang tidak lain adalah bagian bumi yang menjadi tempat hidup mahluk, baik itu lapisan udara (atmosfer), maupun lapisan air (hidrosfer), dan lapisan batuan (lihosfer). Dalam ekosfer ini terjadi jalinan semua komponen, baik komponen mahluk hidup (organisme) ataupun komponen tak hidup (komponen non-organik, non-biotic) dalam jalinan siklus materi serta alur energi sebagai satu kesatuan hidup.

Menyesuaikan diri dengan lingkungan merupakan salah sau sifat mahluk hidup untuk mempertahankan eksistensinya, sedangkan keberhasilanya ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki oleh mahluk hidup. Beberapa populasi organisme yang hidup dalam satu komunitas yang saling berinteraksi akan membentuk komunitas yang dinamakan komunitas biotik. Interaksi yang terjadi antara populasi organisme (faktor biotik) dengan lingkungannya (faktor abiotik) membentuk ekosistem.

Ekosistem dapat diartikan sebagai sistem ekolgi disuatu tempat tertentu yang merupakan jalinan hidup diantara komponen-komponennya (hidup, tak hidup, lingkungan) dalam kesatuan yang dipadukan oleh adanya arus materi dan energi. Beberapa definisi ekosistem antara lain :

  • Sebagai satuan fungsional dan struktural dari lingkungan
  • Tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi
  • Unit struktural dasar dari organisme dan lingkungannya yang berinteraksi satu sama lain dan juga komponen lain

e. Komponen Ekosistem

Sebuah ekosistem mempunyai 4 komponen sebagai berikut :

  • substansi-substansi abiotik, yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, gas, air, udara, sinar matahari, dan sebagainya yang merupakan medium atau substrat untuk berlangsungnya kehidupan.
  • Produsen, yaitu organisme autotrofik, umumnya tumbuhan berklorofil.
  • Konsumen, organisme heterotrofik, seperti hewan dan manusia yang memakan organisme lainnya.
  • Pengurai, perombak, atau “decomposer”, yaitu organisme heterotrofik yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organisme kompleks), menyerap sebagian hasil pengurai tersebut dan melepas bahan-bahan sederhana yang dipakai produsen, bakteri dan jamur dalam kelompok ini.

Pada umumnya semua ekosistem di tingkat organisasi yang berbeda mempunyai komponen, interaksi antar komponen, dan proses operasional yang sama. Beberapa hal yang membedakan tingkatan ekosistem yang satu dengan yang lainnya diantaranya :

  • Banyaknya jenis organisme produsen.
  • Banyaknya jenis organisme konsumen.
  • Banyak keanekaragaman organisme pengurai.
  • Banyaknya komponen abiotik
  • Kompleksitas interaksi antar komponen
  • Berbagai proses yang berjalan dalam ekosistem

f. Proses Ekosistem

Komponen ekosistem melakukan jalinan hidup dalam proses siklus materi dan alur energi. Karena proses tersebut melibatkan komponen-komponen makhluk hidup, usur-unsur permukaan bumi (geosfer) dan zat kimia. Proses tersebut dikonsepkan sebagai siklus biogeokimia. Siklus biogeokimia itu meliputi siklus hidrologi, rantai makanan, siklus oksigen dan karbondioksida, alur energi serta siklus unsur-unsur kimia lainnya. Siklus tersebut menyebabkan keseimbangan dan kelestarian kehidupan.

Siklus biogeokimia menjadi :

  • Perubaha Cuaca

Kehadiran matahari sebagai sumber energy utama, perbedaan kalor daratan dengan perairan, kedudukan sumbu bumi yang condong 6,6° terhadap ekliptika rotasi, dan revolusi bumi telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca dan musim.

  • Siklus Hidrologi

Merupakan perjalanan air dalam segala bentuknya (uap, air, beku) secara alamiah dari situs umumnya (general site) di laut, ke udara, ke daratan. Jatuh di atas permukaan bumi (di perairan dan di daratan), mengalir dipermukaan tanah dan meresap kedalam tanah, dimanfaatkan oleh berbagai proses kehidupan, menguap kembali ke udara, sebagian mengalir kembali ke perairan laut. Siklus hidrologi dibagi menjadi tiga yaitu pendek, sedang dan panjang.

Melalui siklus hidrologi terjadi peredaran air yang dimanfaatkan oleh semua komponen biosfer untuk menjalani dinamikanya.

  • Rantai Makanan

Pada proses rantai ini terdapat komponen produsen, konsumen I, konsumen II, dan bakteri pengurai. Produsen adalah tumbuhan berklorofil yang mampu berfotosintesis, konsumen I adalah herbivore, konsumen II adalah hewan karnivora. Bakteri pengurai adalah mikroorganisme yang menguraikan sisa-sisa zat organik menjadi bahan non organik untuk dijadikan sumber makanan tumbuhan.

Dalam proses rantai makanan selain terjadi alur mineral terjadi juga alur energy (energy flow). Alur energi ini mulai dari energi materi menjadi energy kimia, menjadi energi mekanik (gerak), energi panas, dan demikian seterusnya.

  • Siklus Karbondioksida dan oksigen

Pada rantai makanan dan jaringan makanan terdapat fotosintesis oleh tumbuhan hijau dan proses pernafasan yang dilakukan oleh konsumen. Pada siklus ini manusia sejajar dengan hewan melakukan pernafasan dan memanfaatkan makanan (gula, tepung) yang diproduksi oleh tumbuhan. Dalam proses pernafasan manusia termasuk hewan menghirup oksigen (O2), tambahan makanan (gula, tepung, C6H12O6) menghasilkan energi panas& energi kimia mendukung pertumbuhan kehidupan, karbondioksida (CO2) dikeluarkan ke udara sebagai sisa.

Pada proses fotosintesis tumbuhan menarik karbondioksida dari udara & air dari tanah, dengan bantuan energi matahari menghasilkan gula serta tepung yang menjadi persediaan makanan bagi tumbuhan lalu ada bagian yang dilepasnya ke udara yaiu oksigen dan uap air.

  • Alur energi

Dalam kehidupan makhluk tidak lepas dari materi dan energi. Dimana energi dibagi menjadi energi potensial dan kinetik. Sedangkan menurut bentuknya energi dapat dibedakan menjadi energi mekanik, kimia, listrik, nuklir, panas dan cahaya.

Energi potensial terkandung dalam zat, materi, dan sumber daya yang akan berubah menjadi energi mekanik, kimia, listrik, panas, dan sebagainya. Jika materi atau zat atau sumber daya tadi mengalami perubahan, proses bergerak, berubah dan bergesernya energi melalui rantai makanan serta jaringan makanan mulai dari penyinaran matahari yang diolah oleh organisme produsen ke organisme lainnya (konsumen) sampai ke organisme pengurai, di konsepkan sebagai alur energi.

Mulai dari penyerapan sinar matahari dari proses fotosintesis, energi matahari berubah menjadi energi kimia dalam diri tumbuhan yang kemudian dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berkembang. Energi potensial yang tersimpan dalam karbohidrat pada tumbuhan dimanfaatkan oleh konsumen menjadi energi kimia. Sehingga menjadi energi mekanik yang menjadi dasar pertumbuhan dan pergerakan konsumen. Jadi konsumen I dimangsa oleh konsumen II, maka energi potensial dalam daging konsumen I itu akan berubah menjadi energi kimia dan energi mekanik yang menumbuhkan serta menggerakkan konsumen II itu. Pada perubahan energi tersebut terjadi juga proses fisika yang menghasilkan energi panas pada diri organisme. Energi panas ini sebagian dilepaskan ke atmosfer tempat organisme hidup.

g. Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem

Dalam suatu ekosistem terdapat suatu keseimbangan yang dinamakan homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Keseimbangan itu diatur oleh berbagai faktor yang sangant rumit. Dalam mekanisme keseimbangan ini, termasuk mekanisme yang mengatur penyimpangan bahan-bahan, pelepasan hara makanan, yang mengatur organisme dan produksi serta dekomposisi bahan-bahan organik.

Meskipun suatu ekosistem mempunyai daya tahan yang besar sekali terhadapa perubahan tetapi biasanya batas mekanisme homeostatis dengan mudah dapat diterobos oleh kegiatan manusia. Contoh: sebuah sungai yang tercemar dapat memperbaiki diri sendiri namun bila polusinya terlalu banyak maka sungai itu akan menjadi berubah karena batas homeostatis terlampaui bahkan sungai tersebut dapat rusak selamanya.

Manusia mempunyai kemampuan untuk menghancurkan ekosistem dan sebaliknya pula. Manusia harus didukung IPTEK dan tetap berpegang teguh pada kebijakasanaan dalam memperlakukan alam, karena jika ekosistem terganggu maka manusiapun akan terganggu hidupnya dan menerima akibatnya.

Setiap usaha manusia terhadap ekosistem harus diperhatikan dengan seksama, sehingga tidak akan terjadi kerusakan alam. Salah satu tindakan terbaik adalah melakukan pembangunan dengan mempraktekan usaha perlindungan dan pengawetan alam.

h. Sumber Alam

Sumber daya alam dapat digolongkan ke dalam dua bagian yakni :

1. Sumber alam yang dapat diperbaharui (renewabe resourches) atau disebut pula sumber-sumber alam biotik (makhluk hidup). Yang tergolong ke dalam sumber alam ini adalah semua makhluk hidup, hutan, hewan-hewan, dan tumbuhan.

Makhluk hidup adalah semua organisme yaitu manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adapaun ciri-ciri mahkluk hidup adalah:

  • bernapas/mempunyai kemampuan untuk mengadakan respirasi atau pernafasan untuk mengoksidasikan atau membakar bahan makanan
  • dapat tumbuh dan berkembang
  • merespon terhadap rangsang (iritabilitas)
  • memerlukan makanan untuk membangun tubuh dan mengganti bagian-bagian yang rusak serta sebagai sumber energi
  • dapat berkembang biak untuk mempertahankan keturunan agar tidak punah
  • mengelurkan zat sisa hasil makan & bernafas

Sumber alam biotik mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau bertambah. Oleh karena itu sumber daya alam tersebut dikatakan sebagai sumber daya alam yang masih dapat diperbaharui. Lain halnya dengan sumber alam abiotik yang tidak dapat memperbaharui dirinya.

2. Sumber alam yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewable resourches) atau disebut pula sebagai golongan sumber alam abiotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam abiotik adalah tanah, air, bahan-bahan tambang dan mineral.

i.        Penggunaan Sumber-Sumber Alam

Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginan. Manusia bergulat dan bersaing dengan spesies lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan oranisme lainnya, terutama pada penggunaan sumber-sumber alamnya.

Berbagai cara telah dilakukan manusia dalam menggunakan sumber-sumber alam berupa tanah, air, fauna, flora, bahan galian dan sebagainya.

  • Pertanian dan tanah

Tanah pemukaan (top soil) mengandung unsur bahan makanan yang begitu tinggi dan siap dipergunakan oleh tanaman. Dengan adanya kemajuan dalam bidang pertanian, penggunaan tanah untuk pertanian dapat digunakan secara efisien untuk meningkatkan hasil petanian. Hasil pertanian dapat ditingkan baik dengan cara memperluas area pertanian(ekstensifikasi) maupun dengan meningkatkan hasil pertanian yang sudah ada (intesifikasi). Dalam proses intensifikasi pertanian, untuk memperoleh hasil yang tinggi ditempuh dengan beberapa cara antara lain mengusahakan panen lebih dari satu kali per tahun, penggunaan pupuk, irigasi, penggunaan pestisida dan bibit unggul, serta mekanisasi alat-alat pertanian.

  • Hutan

Jika ditinjau dari segi peranan hutan, maka hutan dapat digolongkan ke dalam dua jenis yaitu: hutan pelindung, hutan yang sengaja diadakan untuk melindungi tanah dari erosi, kehilangan humus dan air tanah. Golongan kedua adalah hutan penghasil atau hutan produksi, yaitu hutan yang disengaja ditanami jenis-jenis jayu yang dapat dipungut hasilnya, misalnya hutan pinus, damar dan sebagainya.

  • Air

Air sebagi salah satu sumber alam yang terdapat dimana-mana. Di bumi, di sungai, danau, lautan, bawah tanah dan udara sebagai uap air yang kesemuanya menjadi 4/5 bagian seluruh permukaan bumi. Syogyanya manusia menggunakan air dengan baik dan berusaha mencegahnya dari pencemaran-pencemaran yang mengganggu berjalannya fungsi vital air dalam kehidupan manusia.

  • Bahan tambang

Bagitu banya mineral dan bahan tambang yang dapat digalidan ditemui serta dimanfaatkan secara simbang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penelitian pemakaian bahan tambang ini akan cenderung meningkat terus, maka dari itu kita harus menemukan cara untuk mempergunakannya secara tepat dan sehemat mungkin mengingat bahan tambang adalah sumber daya lam yang tidak dapat diperbaharui.

j.        Hubungan Manusia dengan Alam

Berkenaan dengan hubungan manusia alam, paling tidak ada empat paham, yaitu paham determinisme, paham posibilisme, paham optimisme teknologi, dan paham keyakinan ketuhanan.

  • Paham Determinisme

Tokoh-tokoh paham determinisme itu antara lain Charles Darwin, Friederich Ratzel, dan Elsworth Huntington. Determinisme alam menempatkan manusia sebagai makhluk yang tunduk pada alam, alam sebagai faktor menentukan.

Menurut Charles Darwin (1809-1882), dalam teori evolusinya, bahwa makhluk hidup (tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia), secara berkesinambungan dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Pada perkembangan tersebut, terjadi perjuangan hidup (struggle for life, struggle for exixtence), seleksi alam (natural selection), dan yang kuat akan bertahan hidup (survival of the fittest). Dalam proses perkembangan kehidupan tadi, faktor alam sangat menentukan. Pada teori dan paham itu, kelihatan jelas paham serta pandangan determinisme alam.

Ratzel melihat bahwa populasi manusia dengan perkembangan kebudayaannya ditentukan oleh kondisi alam. Meskipun manusia dipandang sebagai makhluk yang dinamis, mobilitasnya tetap dibatasi dan ditentukan oleh kondisi alam di permukaan bumi.

Huntington berpandangan bahwa iklim sangat menentukan perkembangan kebudayaan manusia. Karena iklim di permukaan bumi ini bervariasi, kebudayaan itu pun sangat beraneka ragam. Perkembangan seni, agama, pemerintahan, dan segi-segi kebudayaan lain sangat bergantung pada iklim setempat. Paham dan pandangannya ini disebut “determinisme iklim”.

  • Paham Posibilisme

Alam lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia, tidak lagi dipandang sebagai faktor yang menentukan. Manusia dengan kemampuan budayanya dapat memilih kegiatan yang cocok sesuai dengan kemungkinan dan peluang yang diberikan oleh alam lingkungannya telah dipandang aktif sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Dalam paham posibilisme, manusia mempunyai peranan penting dalam mengontrol kehidupannya dan berhak menentukan proses produksi yang dipilihnya.

Pada perkembangan dan kemajuan IPTEKS seperti kita alami dewasa ini, “seolah-olah” penerapan serta pemanfaatannya itu memberikan “kemungkinan” terhadap kemampuan manusia memanfaatkan alam lingkungan. Sehingga pada suasana yang demikian, dapat berkembang pandangan “Posibilisme optimis teknologi” yang secara optimis memberikan kemungkinan kepada penerapan teknologi dalam memecahkan masalah hubungan manusia dengan alam lingkungan.

  • Paham Optimisme Teknologi

Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan telah menjadi dasar pesatnya kemajuan teknologi. Kemajuan dan penerapan teknologi telah membawa kemajuan pemanfaatan sumber daya alam bagi kepentingan pembangunan yang menjadi penopang kesejahteraan umat manusia. Atas dasar tersebut, telah muncul motto “teknologi merupakan tulang punggung pembangunan”. Lahirnya motto tersebut beralasan sesuai dengan kenyataan bahwa keberhasilan pembangunan, khususnya pembangunan fisik dan ekonomi, tidak dapat dipisahkan dari penerapan dan pemanfaatan teknologi tersebut.

Penerapan dan pemanfaatan teknologi telah mampu membuka sebagian “rahasia alam” sebagai kepentingan kesejahteraan umat manusia. Berlandaskan keberhasilan tersebut, ada sekelompok manusia yang “seolah-olah” mendewakan teknologi, menjadikan teknologi “segala-galanya”. Mereka sangat optimis selama teknologi maju dan berkembang, apapun dapat dilakukan, apapun dapat menjamin kebutuhan manusia. Teknologi dalam penerapannya, bukan lagi sebagai “alternatif”, melainkan telah menjadi “keyakinan” yang menjamin hidup kehidupan manusia. Selanjutnya mereka mengarah kepada “ketergantungan teknologi”, atau seperti telah diungkapkan di atas, menciptakan suasana “determinisme teknologi”, sehingga mereka tidak percaya terhadap adanya Tuhan Yang Mahakuasa.

  • Paham Keyakinan Ketuhanan

Optimisme teknologi, jika tidak diwaspadai, dapat menghasilkan orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, menghasilkan orang-orang yang atheis. Padahal jika kita telaah dengan tenang, teknologi yang merupakan produk budaya, “technology is the application of knowledge by man in orden to perform some tasks he wants done (Brown & Brown: 1975: 2), justru bertuan kepada manusia tidak sebaliknya. Manusia sebagai pemikir lahirnya teknologi, menjadi pengendali teknologi, bukan teknologi yang menguasai manusia.

Kita manusia sebagai “makhluk beriman” sesuai dengan keyakinan agama yang dianut masing-masing, adalah makhluk yang diciptakan Al Khalik Maha Pencipta yang juga menciptakan seluruh makhluk lainnya termasuk alam semesta. Planet bumi kita dengan segala kekayaan dan makhluk hidup yang berada di atasnya, hanyalah merupakan sebuah titik di alam raya yang belum diketahui oleh kita manusia berapa ukuran dan di mana batasnya.

k.     Permasalahan-Permasalahan Yang Timbul Atara Manusia dan Alam

Masalah-masalah akan timbul apabila manusia tidak dapat menjaga keseimbangan alam, antara lain:

  • Masalah Erosi dan Banjir. Erosi merupakan gejala alamiah dan seringkali pula disebut sebagai erosi geoglogi. Peristiwa erosi terjadi secara perlahan-lahan terutama terjadi dengan bantuan media air di sungai yang mengikis dasar dan tepi sungai. Peristiwa erosi ini juga dipercepat dengan adanya penggunaan tanah yang tidak tepat oleh manusia sehingga merugikan lingkungan.
  • Pencemaran Lingkungan (Polusi)

1. Pencemaran Tanah

Sampah-sampah industri pertanian yang mempergunakan pupuk buatan telah menyebabkan pencemaran tanah. Sampah-sampah tersebut adalah bahan-bahan kimia yang bila terkumpul dalam jumlah tertentu dapat membahayakan kehidupan melalui tanah dimana pepohonan tumbuh dan berkembang. Bagi hewan dan manusia jumlah nitrat yang berlebihan merupakan racun. Hal tersebut bisa mengakibatkan cyanosis pada anak-anak, yaitu timbulnya kesulitan pernafasan karena terganggunya peranan hemoglobin dalam pengikatan oksigen. Selain itu DDT merupakan indikasi pencemaran yang berbahaya pada tanah karena bahan tersebut tidak dapat diuraikan dan dapat meresap masuk ke dalam pepohonan ataupun buah hasil penanaman kita dan hal tersebut mengakibatkan kemandulan pada burung.

2. Pencemaran Air

Bahan-bahan pencemar dapat tercampur dengan air dalam banyak cara secara langsung dan tidak langsung. Misalkan melalui pembuangan limbah pabrik, terkena pestisida, herbisida, dan insektisida yang dipergunakan manusia dalam pertanian, dsb.

3. Pencemaran Udara

Pencemaran udara terjadi saat komponen udara berada dalam jumlah di atas ambang normal dan membahayakan lingkungan, hal tersebut bisa diperoleh darin beragam aktifitas manusia baik sehari-hari ataupun dalam produksi dan penggunaan kendaraan bermotor.

4. Pencemaran Suara

Kebisingan yang terjadi di kota-kota besar sebagian akibat dari berbagai jenis suara yang dikeluarkan mesin-mesin atau kendaraan-kendaraan yang jumlahnya semakin meningkat secara tidak terkontrol. Hal tersebut dalam tingkat tertentu sangat berbahaya bagi manusia karena bisa mengakibatkan ketulian, kebutaan, dan depresi.

  • Kerusakan Hutanan

Hutan merupakan kekayaan Indonesia yang tidak ternilai harganya. Sepanjang daerah khatulistiwa, hutan di Indonesia membentang antara satu pulau ke pulau lainnya. Itulah, mengapa Indonesia sering disebut Zamrud Khatulistiwa.

Hutan di Indonesia berfungsi sebagai paru-paru dunia, karena menyerap karbondioksida. Fungsi hutan yang lain sebagaoi pengatur tata air, iklim, pencegah erosi, penyubur tanah, tempat hidup binatang-binatang, dan sebagai tempat menyimpan kekayaan alam yang berupa hasil-hasil hutan.

Akibat dan dampak dari kerusakan hutan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Terganggunya sistem hidro-orologis

Banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau merupakan salah satu contoh dari tidak berfungsinya hutan untuk menjaga tata air. Air hujan yang jatuh tidak dapat diserap dengan baik oleh tanah, laju aliran permukaan atau runoff begitu besar. Air Hujan yang jatuh langsung mengalir ke laut membawa berbagai sedimen dan partikel hasil dari erosi permukaan. Terjadinya banjir bandang dimana-mana yang menimbulkan kerugian harta maupun nyawa. Masyarakat yang terkena dampaknya kehilangan harta benda dan rumah tempat mereka berteduh akibat terbawa banjir bandang, bahkan ditambah kerugian jiwa yang tak ternilai harganya.

2. Hilangnya Biodiversitas.

Hutan Indonesia memiliki beranekaragam spesies flora dan fauna, penebangan dan pengrusakan hutan menyebabkan spesies-spesies langka akan punah. Bahkan spesies yang belum diketahui nama dan manfaatnya hilang dari permukaan bumi. Hutan Indonesia yang termasuk hutan hujan tropis memiliki 3000 jenis tumbuhan di dalam satu hektar ditambah lagi jenis satwa yang ada di dalamnya. Jika laju deforestasi yang mencapai 1-2 juta hektar per tahun tidak dapat dicegah maka hutan-hutan tropis ini akan hilang.

3. Kemiskinan dan Kerugian secara ekonomis. Masyarakat Indonesia akan bertambah miskin jika kita tidak mempunyai hutan, itulah yang dikatakan Presiden Bambang Yudhoyono. Departemen Kehutanan mengemukakan bahwa kerugian negara per hari mencapai Rp. 83 milyar, itu hanya dari kerusakan hutan akibat penebangan liar. Berapakah kerugian jika semua faktor dan penyebabkan kerugian kita hitung?

4. Perubahan Iklim dan Pemanasan Global. Hutan sebagai paru-paru dunia penghasil oksigen bagi semua mahluk di bumi tidak bisa menjalankan fungsinya mendaur ulang karbondioksida. Karbondioksida di udara semakin tinggi menyebabkan efek gas rumah kaca.

5. Kerusakan Ekosistem Darat maupun Laut

Pengertian dan definisi hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi jenis pepohonan dalam persekutuan dengan lingkungannya, yang satu dengan lain tidak dapat dipisahkan. Jika salah satu komponen hutan di rusak, akan berpengaruh terhadap komponen ekosistem yang lain. Hubungan keterkaitan antara struktur dan fungsi di dalam ekosistem berjalan dalam keseimbangan yang harmonis, tetapi bila struktur hutan menjadi rusak, akibat dan dampaknya akan mempengaruhi fungsi hutan itu sendiri. Kerusakan tidak hanya terjadi pada ekosistem hutan di darat, namun berdampak pada kerusakan ekosistem di laut juga. Akibat kerusakan hutan terjadi erosi dan banjir membawa sedimen ke laut yang merusakan ekosistem laut. Ikan dan Terumbu karang sebagai mahluk hidup diperairan mendapat akibat dari aktivitas pengrusakan di darat. Kerusakan seperti ini sangat dirasakan oleh pulau-pulau kecil di Indonesia, dengan ciri daerah das yang pendek dan topografi yang curam sangat cepat pengaruhnya terhadap lingkungan laut.

6. Abrasi Pantai

Bila pohon-pohon di pesisir pantai ditebang maka tidak ada lagi perlindungan bagi kawasan pantai. Salah satu fungsi hutan mangrove maupun hutan pantai adalah menjaga daerah pantai dari hempasan ombak laut. Ombak laut yang menerjang pesisir pantai, dapat menyebabkan abrasi pantai.

7. Intrusi dari Laut

Air laut dapat meresap sampai ke darat jika hutan-hutan pesisir seperti hutan mangrove dan hutan pantai dirusakan. Ditambah “penambangan” air sebagai kebutuhan hidup rumah tangga yang menyedot terus persediaan air tanah tanpa adanya keseimbangan infiltrasi dari air hujan yang jatuh.

8. Hilangnya budaya masyarakat

Dirasakan sangat nyata bahwa hutan menjadi sumber penghidupan dan inspirasi dari kehidupan masyarakat. Berbagai ragam budaya yang terkait dengan hutan seperti simbol-simbol dan maskot yang diambil dari hutan, misalnya Harimau sebagai maskot dari Reog, pencak silat sebagai seni bela diri Indonesia, Bekantan sebagai maskot dari Kalimantan, dan sebagainya. Jika semua ini punah maka hilanglah sumber inspirasi dan kebanggaan dari masyarakat setempat.

REFERENSI

2 thoughts on “DAMPAK INTERAKSI MANUSIA DAN ALAM: LINGKUNGAN HIDUP, EKOSISTEM & SUMBER ALAM

Tinggalkan komentar